Penjualandibagi menjadi 2 yaitu penjualan kredit dan penjualan tunai. Jika penjualan kredit, konsumen yang menerima barang langsung membayar barang dengan lunas. Sedangkan kredit, konsumen membayarnya dengan beberapa kali tahap. Penjualan secara kredit inilah yang nantinya menimbulkan piutang usaha.
Untukmengetahui lebih lanjut mengenai manajemen piutang, langsung saja Anda simak artikel Blog Jurnal by Mekari tentang pengertian, manfaat, analisisnya, dan cara mengelola. Penjualan kredit tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan yang kemudian diatur dan dianalisis melalui pengelolaan piutang.
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas pengendalian internal atas penjualan kredit dan penagihan piutang usaha pada PT. LJT. Penelitian ini menggunakan data piutang pada PT LJT periode Januari sampai dengan Desember 2015. Dari hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan internal control questionnaires, memberi kesimpulan bahwa
PengertianPiutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki pengertian yang ham wesel tagih dan aktiva lainnya karena piutang dagang hanya berkaitan dengan penjualan barang dagangan atau pendapatan jasa yang merupakan urat nadi perusahaan
Tujuanpengujian substantif terhadap piutang usaha adalah: 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha. 2. Membuktikan keberadaan putang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca. 3.
Penjualanbarang dagangan dengan cara kredit dijurnal dengan mendebit piutang dagang serta mengkredit penjualan. Poin jurnal untuk penjualan secara kredit senilai Rp 510.000 dan harga pokok penjualan adalah Rp 280.000 untuk PT Barokah Abadi adalah sebagai berikut:. Piutang Usaha (D) Rp 510.000. Penjualan (K) Rp 510.000. Harga Pokok Penjualan (D
Postedby Bambang Hariyanto Kamis, 21 November 2013 0 comments. 2 Metode Pencatatan Piutang, sebagai berikut: A. Gross Method (Method Kotor) Piutang diakui/dicatat sebesar penjualan tanpa dipengaruhi oleh potongan yang akan diberikan . Preosedure dan pembukuanya sbb: 1. Pada saat terjadi penjualan barang/jasa secara kredit.
Syaratpembayaran kredit, makin lunak syarat kredit makin besar piutang 3. Ketentuan tentang pembatasan kredit 4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang 5. Kebiasaan membayar dari pelanggan . Piutang Biaya-biaya yang timbul berkaitan dengan piutang: 1. Biaya pendanaan piutang 2. Analisis Ekonomi Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit Manfat
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sistem dan prosedur atas penjualan kredit dan piutang usaha yang diterapkan oleh PT Mata Pelangi Chemindo serta apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan SOP dan berjalan secara efektif dan efisien. PT Mata Pelangi Chemindo adalah perusahaan manufaktur dan trading untuk barang – barang
RindiaPlorita, “Evaluasi sistem Pengendalian Internal atas Pengelolaan Penjualan Kredit dan Piutang Usaha pada PT. XYZ”, (yang dibimbing oleh Bapak Darmansyah Hs,Akt. MM). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian internal atas pengelolaan penjualan kredit dan piutang usaha pada PT. XYZ sudah sesuai dengan kriteria
H10TlD. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kegiatan penjualan atas barang atau jasa semakin hari semakin ketat persaingannya. Inovasi yang diberikan oleh perusahaan atau penjual pun semakin bervariasi. Semakin banyak orang menyadari bahwa dalam kehidupan sehari-hari kegiatan penjualan ini tidak bisa dipisahkan. Kegiatan penjualan ini merupakan suatu kegiatan di mana perusahaan atau penjual menyerahkan barang atau jasa kepada pembeli dan kemudian pembeli membayar atas barang atau jasa yang diterimanya baik secara tunai maupun La Midjan dan Azhar Susanto, penjualan secara tunai ialah penjualan yang bersifat cash and carry pada umumnya terjadi secara kontan, dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan juga dianggap kontan. Transaksi penjualan tunai dikatakan telah terlaksana apabila perusahaan telah menerima pembayaran dari pelanggan atas barang atau jasa yang kemudian akan diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pelanggan melakukan pembayaran harga barang atau jasa terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pelanggan. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diberikan pada pelanggan dan transaksi penjualan kemudian dicatat oleh dengan penjualan tunai, uang langsung dibayar oleh pelanggan pada waktu transaksi, maka penjualan kredit pembayarannya dapat diterima beberapa waktu kemudian sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut Mulyadi 2001220 “Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut”. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan kredit adalah transaksi penjualan yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan kondisi persaingan yang semakin tajam menyebabkan setiap perusahaan harus berlomba memberikan kemudahan dalam persyaratan penjualan. Hal ini dapat dilihat dari berubahnya syarat pembayaran, perusahaan yang semula menjual produknya dengan cara tunai kemudian merubahnya dengan cara kredit. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan volume penjualan, meningkatkan laba serta untuk memenuhi syarat persaingan. Akan tetapi tidak setiap perusahaan diberikan persetujuan kredit ini. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi perusahaan akan pelanggan yang akan berbuat perusahaan yang menjual barang secara kredit, maka persetujuan kredit menjadi sangat penting. Keliru di dalam kebijakan pemberian kredit dapat berakibat adanya piutang yang tidak dapat ditagih dalam jumlah besar. Untuk itu perusahaan bisa menerapkan prinsip perkreditan yang dikenal dengan 5C yaitu character watak, yaitu menilai calon debitur mengenai karakter moral dan kemauannya untuk membayar,capacity kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayar seluruh pinjamannya tepat pada waktunya,capital modal, yaitu kekayaan yang di miliki oleh debitur apakah cukup mampu dalam memenuhi pinjamannya,condition of economics, yaitu keadaan perkembangan ekonomi yang terjadi mempengaruhi usaha calon debitur,collateral jaminan atau agunan, yaitu jaminan apa yang di berikan bagi keamanan kredit oleh itu, perusahaan harus mempertimbangkan jumlah penjualan kredit yang akan diberikan, jumlah permintaan kredit yang tidak dapat dipenuhi, dan jumlah kredit yang menunggak. Bagi perusahaan yang masih tergolong dalam perusahaan kecil, fungsi persetujuan kredit dapat dilaksanakan oleh Kepala Bagian Keuangan/Akuntansi. Bagi perusahaan yang sudah besar mungkin harus dibentuk bagian tersendiri. Tugas pemberi otorisasi kredit pada umumnya adalah untuk pemberian kredit kepada pelanggan lama biasanya diadakan penelaahan status kredit dengan melihat kartu pembantu piutang langganan yang hendak membeli secara kredit. Dengan memperlajari kartu piutang tersebut dapat diketahui kredibilitas pelanggan itu bagaimanakah prosedur pemberian kredit bagi calon pelanggan? Untuk mengandalkan catatan kredit jelas perusahaan tidak punya. Bila ditolak begitu saja jelas sangat merugikan, karena calon pelanggan ini bisa saja menjadi pelanggan utama di kemudian hari. Berikut adalah pedoman umum pemberian kredit bagi calon pelangganselidiki reputasi perusahaan, atau reputasi manajemennyamintalah kepada calon pelanggan untuk menunjuk orang yang dapat memberi referensi. Akan lebih baik jika orang yang ditunjuk untuk memberi referensi adalah pelanggan lama referensi dari pelanggan lama mengenai kredibilitas calon pelangganapabila dipandang cukup baik kredibilitasnya, untuk tahap pertama berikan batas kredit yang tidak terlalu penjualan kredit terlaksana diperlukan pencatatan akuntansi sebagai berikutjurnal penjualan, digunakan untuk mencatat dan meringkas data penjualankartu piutang, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnyakartu persediaan, catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi tentang rincian mutasi tiap jenis persediaan. 1 2 Lihat Money Selengkapnya
Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Piutang Pendapatan Pengertian dan Contohnya Pada dasarnya, piutang adalah salah satu bagian dari aktiva lancar yang tersaji di dalam neraca. Piutang adalah salah satu hal yang wajar terjadi di dalam kegiatan bisnis perusahaan. Jenis piutang pun ada banyak, salah satunya adalah piutang pendapatan. Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima oleh perusahaan meskipun dari sisi waktu sudah menjadi hak milik perusahaan. Piutang pendapatan ini bisa juga disebut dengan piutang usaha ataupun piutang dagang. Piutang akan memungkinkan setiap pembeli dalam memperoleh produk perusahaan dengan cara berhutang. Transaksi hutang piutang di dalam perusahaan ini nantinya akan dicatat di dalam jurnal utang-piutang. Ciri-Ciri Piutang Pendapatan Piutang pendapatan memang mempunyai risiko dan keuntungannya tersendiri untuk pihak perusahaan. Jenis piutang ini akan memungkinkan pihak perusahaan dalam menjual barang dagangannya secara lebih cepat, mencegah produk disimpan di gudang terlalu lama, dan bisa menerapkan bisnis model B2C. Pihak pelanggan pun nantinya bisa mudah dalam mendapatkan produk walaupun kondisi kas mereka belum memadai dalam melakukan pembayaran. Nah, ciri-ciri dari piutang pendapatan adalah sebagai berikut 1. Produk Utama Perusahaan Ciri yang pertama dari piutang pendapatan adalah hasil dari penjualan kredit atas produk utama pihak perusahaan. Sedangkan piutang yang terdapat dari pinjaman pegawai ataupun piutang bunga termasuk di dalam piutang lain-lain. Piutang terjadi karena adanya kegiatan transaksi produk ataupun menggunakan jasa perusahaan Anda yang tidak dibayar secara penuh ataupun langsung. 2. Ada Tanggal Jatuh Tempo Mempunyai tanggal jatuh tempo adalah ciri dari piutang pendapatan yang kedua. Terdapat dua satuan yang biasa digunakan di dalam pengukuran tanggal jatuh tempo, yaitu bulan dan hari. Untuk perhitungan tanggal jatuh tempo dengan berdasarkan bulan, maka akan sama dengan tanggal pembelian, tapi di bulan selanjutnya. 3. Ada Nilai Jatuh Tempo Selain tanggal jatuh tempo, di dalam piutang juga terdapat nilai jatuh tempo. Nilai jatuh tempo ini akan dikenakan pada pembayaran piutang yang sudah melebihi tanggal jatuh tempo. Nilai ini diperoleh dari penjualan pembelian produk ataupun jasa yang ditambahkan dengan nilai bunga atas adanya keterlambatan pembayaran piutang. 4. Resiko Piutang Tak Tertagih Piutang mempunyai resiko tidak tertagih. Untuk mengatasinya, biasanya pihak perusahaan akan memberlakukan potongan tertentu untuk pihak terutang jika membayar tagihan sebelum jatuh tanggal tempo. Untuk bisa mencegah piutang yang tidak tertagih, pihak perusahaan juga tidak bisa masalh dalam meberikan fasilitas pembelian secara kredit. Anda berhak meminta down payment ataupun membuat ketentuan penalti dalam bentuk bunga atas keterlambatan pembayaran piutang. Nantinya, setiap periode akuntansi juga harus dibuatkan jurnal penyesuaian piutang tidak tertagih. 5. Besaran Bunga Ada juga nominal bunga yang diberlakukan secara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan pihak perusahaan. informasi yang berhubungan dengan nominal bunga yang dikenakan pada pihak konsumen ini akan diinformasikan pada pelanggan sebelum melakukan kegiatan transaksi pembelian kredit. Anda sendirilah yang nantinya harus menentukan tingkat bunga. Beban bunga ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh pihak pelanggan karena mereka menambah waktu pembayaran. Baca juga Buku Besar Bentuk T Contoh dan Cara Mudah Membuatnya Contoh Transaksi Piutang Pendapatan Agar lebih memahami cara mencatat piutang pendapatan, Anda bisa menyimak contoh yang ada di bawah ini. CV Sinar Jaya Sentosa mencatat piutang pendapatan di awal bulan Agustus 2021 sebanyak 50 juta rupiah. Selama bulan Agustus tersebut, terjadi kegiatan transaksi yang berhubungan dengan piutang dengan detail sebagai berikut Pembayaran piutang dari PT ABC sebanyak 15 juta rupiah di tanggal 10 Agustus 2021. CV Mekar Jaya Damai membeli barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa secara kredit di tanggal 15 Agustus 2021 sebanyak 20 juta rupiah. PT DEF membayar piutangnya lebih awal sebanyak 25 juta rupiah dan memperoleh potongan penjual sebanyak 1% dari hutangnya jika dibayar sebelum jatuh tanggal tempo. PT GHI membayar dimuka atas barang dagang CV Sinar Jaya Sentosa sebanyak 20 juta rupiah di tanggal 25 Agustus, tapi barang baru dikirim di periode bulan depan. Dalam hal ini, piutang pendapatan akan bertambah jika terjadi penjualan kredit dan berkurang ketika pelanggan berhasil melunasinya. Berdasarkan contoh di atas, maka pendapatan CV Sinar Jaya Sentosa di akhir bulan Agustus adalah sebagai berikut = Rp. Rp. Rp. – Rp. = Rp. Sedangkan total piutang pendapatan dari perusahaan tersebut adalah sebanyak 30 juta rupiah yang juga akan menjadi piutang di awal bulan September 2021. Sedangkan untuk transaksi nomor 4 akan masuk dalam pendapatan diterima dimuka yang bisa dicatat sebagai utang usaha. Baca juga Bookkeeper Ini pengertian, Tugas, dan cara Memilih Bookkeeper yang Baik Jurnal Piutang Pendapatan Jika mengikuti contoh kasus di atas, jurnal piutan pendapatan bisa menggunakan tiga pos akun perkiraan, yaitu piutang pendapatan, potongan penjualan, dan juga kas. Contohnya adalah sebagai berikut Baca juga Pembukuan Usaha Ini Cara Mudah Membuatnya untuk UMKM! Penutup Jadi dalam melakukan kegiatan akuntansi, terlebih lagi piutang pendapatan, setiap akuntan harus menerapkan prinsip kehati-hatian. Selain itu, kerahasian data miliki klien juga harus dijaga, terlebih lagi bila berhubungan dengan hutang-piutang. Nah, agar bisa lebih mudah dalam mencatat piutang, Anda bisa menggunakan aplikasi bisnis dan akuntansi dari Accurate Online. Aplikasi yang dikembangkan dengan basis cloud ini bisa mencetak invoice dan juga menyajikan saldo piutang dan hutang secara realtime. Selain itu, di dalamnya juga sudah disediakan berbagai fitur bisnis yang lengkap untuk memudahkan Anda dalam mengelola bisnis. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnis. Tertarik? Anda bisa mencobanya secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang lulusan S1 ilmu akuntansi yang suka membagikan istilah, rumus, dan berbagai hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi lewat tulisan. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
Artikel SMK jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga ini berisi penjelasan mengenai mengelola kartu piutang yang terdiri dari pengenalan piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. — Kamu pernah nggak sih ada di momen mau nagih utang, tapi merasa nggak enakan. Eh, pas udah berani nagih, malah dimarahin sama yang ngutang. Wkwkwk… Lo yang ngutang, lo yang galak sumber Padahal, sebelumnya kamu dan pihak yang berutang sudah memiliki kesepakatan mengenai tanggal pembayaran. Tapi, ketika kamu menagihnya, pihak tersebut seakan-akan lupa dengan kewajibannya membayar utang. Hadeeeh… bete, deh. Walaupun begitu, kamu harus tetap menagihnya ya, agar orang yang berutang memiliki rasa tanggung jawab untuk mengembalikan sesuatu yang bukan miliknya. *brb* berubah jadi galak sumber Ngomong-ngomong masalah utang, kamu pasti udah nggak asing lagi kalau dengar istilah utang piutang. Dalam dunia bisnis, istilah utang piutang merupakan hal yang nggak bisa dilepaskan, terutama pada pencatatan keuangan dan akuntansi. Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang piutang terlebih dahulu, ya. Kita akan mengenal apa itu piutang, jenis-jenis piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang. So, are you ready, guys? Let’s go! Baca juga Administrasi Transaksi Pengertian, Fungsi, dan Unsurnya Piutang Jika pada kasus awal kita tau bahwa utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pihak yang memberikan pinjaman, maka piutang adalah kebalikannya. Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain yang berutang yang memiliki batas waktu pengembalian yang sudah disepakati bersama. Artinya, pihak yang berutang ini memiliki tuntutan untuk melunasi kewajibannya. Pada transaksi piutang, pihak yang memiliki utang atau peminjam disebut debitur, sedangkan pihak yang memiliki piutang atau pemberi pinjaman disebut kreditur. Piutang ada karena terdapat transaksi seperti penjualan barang atau jasa secara kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka. Jadi, piutang bisa berupa uang, barang, penjualan yang belum dibayar lunas, atau tagihan yang belum dibayar oleh pihak lain akan tetapi produknya sudah ia terima. Piutang akan dinyatakan sah jika terdapat faktur invoice, yaitu bukti transaksi dari transaksi penjualan. Isi dari faktur tersebut harus memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai dan tanggal jatuh tempo. Setelah itu, faktur akan diterbitkan dicetak. Supaya lebih paham, coba deh perhatikan contoh soal piutang di bawah ini. Kira-kira, sudah sesuai belum ya dengan ciri-ciri piutang yang sudah kita bahas sebelumnya? Pada tanggal 1 September, PT A menjual barang dagang senilai Rp50 juta kepada pelanggan Y yang akan dibayar pada 1 Oktober. Pada 1 Oktober, pihak Y cukup membayar senilai Rp50 juta tanpa tambahan lain. Jawabannya? Yup! Sudah sesuai, ya. Pada contoh tersebut, terdapat nilai jatuh tempo yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A, yaitu sebesar Rp50 juta. Selain itu, tanggal jatuh tempo piutang yang harus dibayarkan pihak Y kepada PT A tertulis dengan jelas, yaitu tanggal 1 Okt. Nah, pada contoh ini tidak ada bunga yang berlaku, jadi pihak Y hanya membayar sebesar nilai yang disepakati. Jenis-Jenis Piutang Piutang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Pada pembukuan laporan keuangan, ketiga jenis piutang ini dikelompokkan pada akun yang berbeda karena memiliki cara hitung yang berbeda. Penasaran? Simak terus, ya! a. Piutang Usaha Accounts Receivable Piutang usaha disebabkan karena adanya transaksi berupa penjualan barang atau jasa secara kredit. Nah, piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca/laporan posisi keuangan sebagai harta aset lancar dapat digunakan dalam jangka waktu dekat. Hal ini karena piutang usaha umumnya memiliki jangka waktu pendek antara 30 – 90 hari. Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal. Persetujuan pihak satu dan pihak lainnya kreditur dan debitur hanya berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur dan kontrak penyerahan, tanpa adanya surat jaminan. b. Piutang Wesel Notes Receivable Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan wesel yang mengikat antara pihak debitur dengan kreditur. Piutang wesel terbagi lagi menjadi dua jenis nih, yaitu piutang wesel berbunga dan tidak berbunga. Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang wesel kreditur ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya ini sebesar nilai nominal yang dipinjam debitur ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang dinyatakan dalam persentase % dari nilai piutang wesel. Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar kepada PT. A dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2020. Maka, perhitungan piutang wesel berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = x 4% x 6 bulan = Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga = + = Nah, kalau piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan bunga kepada pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang diterima pemegang wesel adalah sebesar nominal yang disepakati. c. Piutang Lain-lain Other Accounts Receivable Piutang ini terjadi bukan dari penjualan kredit barang atau jasa, melainkan non-usaha. Misalnya, seperti penjualan surat berharga, pemberian uang muka pada pemegang saham, para direktur, gaji karyawan, dan tuntutan atas kerugian/kerusakan. Baca juga Konsep Dasar, Fungsi, dan Prinsip Administrasi Kepegawaian Kartu Piutang Piutang akan dicatat dalam sebuah buku besar pembantu yang disebut kartu piutang. Jadi, setiap transaksi piutang yang telah terjadi akan dibukukan dalam kartu piutang. Bentuk kartunya seperti gambar di bawah ini, ya. Pada kartu piutang, terdapat nama debitur, tanggal transaksi, syarat pembayaran tanggal jatuh tempo dan nominal pembayaran, dan nama kreditur yang mengesahkan kartu piutang tersebut. Kartu piutang dibuat oleh petugas piutang yang telah disahkan kepala keuangan atau akunting. Lalu, dikelompokkan per masing-masing debiturnya, sehingga kita bisa mengetahui catatan transaksi piutang setiap debitur secara jelas. Prosedur Pencatatan Piutang Pada penjelasan kartu piutang, kamu pasti menemukan kata rincian mutasi piutang’. Hmm, lalu apa sih yang dimaksud mutasi piutang? Mutasi piutang merupakan perubahan jumlah piutang yang muncul karena adanya sebuah transaksi. Pada kartu piutang, transaksi tersebut misalnya seperti penjualan secara kredit, penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Data-data piutang dimasukan ke dalam kartu piutang menggunakan prosedur pencatatan piutang. Nah, prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan posting catatan keuangan transaksi yang ada di jurnal umum dan jurnal khusus ke buku besar. Setelah itu, dari buku besar, baru dimasukkan ke dalam kartu piutang, berdasarkan masing-masing jurnal. Sebagai contoh, coba kamu perhatikan proses pencatatan piutang ke dalam kartu piutang di bawah ini, ya! Perusahaan Onderdil Motor Buana menjual barang dagang secara kredit kepada beberapa perusahaan, yaitu PT Nusantara dan PD Jaya Motor pada bulan Agustus 2020. Berikut ini adalah beberapa data transaksi perusahaan Onderdil Motor Buana di bulan tersebut. Transaksi penjualan kredit kepada debitur yang terjadi pada bulan Agustus 2020 Agustus 10, faktur No. S-06 kepada PT NUSANTARA seharga = Agustus 15, faktur No. S-07 kepada PD JAYA MOTOR seharga = Jumlah penjualan kredit bulan Agustus 2020 = Selanjutnya, data transaksi penjualan kredit PT Nusantara dan PD Jaya Motor yang terjadi di bulan Agustus 2020 kita tulis di jurnal penjualan. Setelah ditulis di jurnal penjualan, langkah selanjutnya yaitu memindahkan data tersebut ke buku besar. Nah, pencatatannya di buku besar adalah sebagai berikut 1. Transaksi penjualan kredit kepada debitur dicatat dalam jurnal penjualan JPn pada jurnal khusus di halaman 1. Maka dari itu, pada kolom referensi Ref ditulis JPn-1. 2. Semua lembar bukti tagihan faktur penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan sebesar ditulis di bagian debit akun piutang dagang, dengan keterangan tanggal 31 Agustus 2020 akhir bulan. Nah, posting akun piutang dagang pada buku besar akan ditulis seperti pada gambar di bawah ini, ya. Nah, setelah data-data tersebut dipindahkan ke buku besar, sudah tau dong apa langkah selanjutnya? Yup, memasukan data ke kartu piutang masing-masing debitur. Kartu piutang akan ditulis sebagai berikut 1. Kolom tanggal diisi dengan tanggal masing-masing transaksi 2. Rincian rekening masing-masing debitur tercatat dalam kartu piutang di sisi debit Sip! Sampai sini kamu sudah paham kan tentang materi piutang, kartu piutang, dan prosedur pencatatan piutang? Piutang merupakan tagihan yang harus dibayarkan peminjam debitur kepada pemberi pinjaman kreditur karena adanya transaksi barang/jasa secara kredit non tunai. Piutang ini banyak jenisnya, ada piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Kemudian, piutang dicatat dalam sebuah buku pembantu yang disebut kartu piutang. Proses pencatatan data-data piutang dalam kartu piutang harus menggunakan prosedur pencatatan kartu piutang. Yup, selesai deh materi kita kali ini. Gimana? Seru kan belajar akuntansi? Sekarang, kamu jadi tau nih pengertian, ciri dan jenis-jenis piutang, kartu piutang, serta prosedur pencatatan kartu piutang. Kalau kamu ingin mempelajari materi lain seputar utang, piutang dan prosedur pencatatannya, coba deh tonton di ruangbelajar! Di sana, ada ribuan video materi pelajaran lengkap dengan latihan soal dan pembahasannya, lho! Referensi Kartu Piutang [Daring] – Nusantara, D. A 2003 Mengelola Kartu Piutang. Departemen Pendidikan Nasional. Tautan Diakses 16 September 2020 Sumber foto Gif image [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020 Meme [Daring] – Tautan Diakses 16 September 2020